Absorption Costing vs Variable Costing
Pengertian biaya
A. Biaya produk :
biaya yang dibebankan atas produk (masuk HPP) ditangguhkan/hingga produk tsb terjual. Biaya ini tidak dibebankan dan tidak diakui saat periode terjadinya.
Biaya produk meliputi :
· Bahan langsung
bahan-bahan yang nilainya relatif besar daripada bahan lain dalam proses produksi barang/jasa, bisa terdiri atas 1 atau lebih bahan baku.
Contoh; kayu sebagai bahan baku produksi meja/furniture lainnya
· Tenaga kerja langsung
fungsi (pekerjaan) yang terkait dengan produksi barang/jasa__dikenal sebagai touch labor, yang berkaitan langsung dengan produksi, dimana tanpa fungsi ini produksi tidak akan berjalan dan selesai.
Contoh; tukang jahit sebagai fungsi langsung usaha taylor
· Biaya Overhead Pabrik
Biaya produksi selain kedua item biaya di atas, yang mencakup semua biaya produksi barang/jasa tidak langsung.
Contoh:
biaya bahan baku tak langsung: paku, besi, cat, dll pada produksi meja/furniture
biaya tenaga kerja tak langsung: petugas pengawas, keamanan, kebersihan, dll
biaya lain: pemeliharaan dan reparasi peralatan pabrik, biaya listrik & air pabrik, pajak PBB fasilitas pabrik, biaya depresiasi & asuransi pabrik
B. Biaya Periodik :
Biaya yang dibebankan dan diakui saat periode terjadinya. Biaya ini dilaporkan (masuk) dalam laporan laba-rugi pada saat periode terjadinya.
· Biaya administratif dan umum
Semua biaya yang berkaitan dengan pengoperasian perusahaan secara umum
Contoh: biaya gaji manajer, biaya kesekretariatan, biaya depresiasi & pemeliharaan peralatan kantor, biaya listrik & air kantor, biaya asuransi kantor, biaya umum kantor
· Biaya marketing
Semua biaya yang berkaitan dengan marketing & penjualan, mulai dari proses pengiklanan hingga penjualan ke tangan akhir konsumen
Contoh: biaya iklan, biaya pengiriman barang, biaya komisi penjualan, biaya penggudangan, biaya petugas penjualan
Klasifikasi biaya untuk membebankan biaya ke obyek biaya
1. Biaya Langsung: biaya yang dapat dengan mudah dan meyakinkan ditelusur ke obyek biaya tertentu.
Contoh: product cost
2. Biaya tidak langsung: biaya yang tidak dapat dengan mudah dan meyakinkan ditelusur ke obyek biaya tertentu. Biasa dikenal sebagai biaya bersama (common cost)
Contoh: biaya gaji manajer pabrik
Full Costing
Yakni merupakan metode penentuan harga pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi baik tetap maupun variabel kepada produk. Dikenal juga dengan Absorbtion atau Conventional Costing.
Metode Full Costing
Harga Pokok Produksi :
Biaya bahan baku Rp. xxx.xxx
Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx.xxx
Biaya overhead pabrik tetap Rp. xxx.xxx
Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx.xxx
Harga Pokok Produk Rp. xxx.xxx
Dengan menggunakan Metode Full Costing,
Biaya Overhead pabrik baik yang variabel maupun tetap, dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead yang sesungguhnya.
Selisih BOP akan timbul apabila BOP yang dibebankan berbeda dengan BOP yang sesungguhnya terjadi.
Catatan :
Pembebanan BOP lebih , terjadi jika jml BOP yang dibebankan lebih besar dari BOP yang sesungguhnya terjadi.
Pembebanan BOP kurang , terjadi jika jml BOP yang dibebankan lebih kecil dari BOP yang sesungguhnya terjadi.
Jika semua produk yang diolah dalam periode tersebut belum laku dijual, maka pembebanan biaya overhead pabrik lebih atau kurang tsb digunakan untuk mengurangi atau menambah harga pokok yang masih dalam persediaan (baik produk dalam proses maupun produk jadi)
Metode ini akan menunda pembebanan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya sampai saat produk yang bersangkutan dijual.
Variable Costing :
Merupakan suatu metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi variabel saja. Dikenal juga dengan istilah : direct costing
Harga Pokok Produksi :
Biaya bahan baku Rp. xxx.xxx
Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx.xxx
Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx.xxx
Harga Pokok Produk Rp. xxx.xxx
Dengan menggunakan Metode Variable Costing,
Biaya Overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai period costs dan bukan sebagai unsur harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya.
Dalam kaitannya dengan produk yang belum laku dijual, BOP tetap tidak melekat pada persediaan tersebut tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya.
Perhitungan biaya per unit
Absorption Costing
|
Variable Costing
| |
Biaya Produksi
|
Bahan Langsung
Tenaga Kerja Langsung
Overhead pabrik variabel
Overhead pabrik tetap
|
Bahan langsung
Tenaga kerja langsung
Overhead pabrik vaiabel
|
Biaya Periodik
|
Beban penjualan dan administrasi
|
Overhead pabrik tetap
Beban penjualan dan administrasi
|
RINGKASAN KASUS GRAHAM Inc.
Graham Inc. adalah sebuah perusahaan manufaktur. Tom Graham adalah presiden dari perusahaan Graham Inc. Permasalahan terjadi saat Tom Graham melihat laporan keuangan pada bulan agustus. Pada bulan agustus, Tom Graham mendapati bahwa penjualan naik, maka Tom Graham berasumsi bahwa laba bulan agustus akan naik. Tetapi yang terjadi adalah sebaliknya, di dalam laporan keuangan terdapat kerugian.
Derrow yang menjabat sebagai controller dari Graham Inc. Berpendapat bahwa kerugian yang terjadi pada bulan agustus disebabkan karena perusahaan berproduksi di bawah kapasitas normal sehingga selisih volume BOP tetap yang dibebankan tidak dapat mengimbangi kenaikkan penjualan bulan tersebut. (contoh produksi kapasitas normal adalah bulan juli)
Derrow membuat usulan perubahan laporan keuangan dari yang sebelumnya menggunakan absorption costing dengan menggunakan direct costing sehingga dapat memunculkan laba pada bulan agustus. Hal ini untuk sementara disenangi oleh Tom Graham sampai dia mengerti bahwa dengan naiknya laba maka tuntutan kenaikkan jumlah pajak dan upah yang harus dibayar juga meningkat.
Tom Graham masih bertanya-tanya apakah dengan perubahan metode baru ini (direct costing) akan berdampak pada pengendalian biaya serta usaha pemasarannya. Tetapi yang pasti dengan menggunakan direct costing, kos produk akan menjadi lebih kecil karena tidak adanya BOP tetap yang langsung dibebankan pada setiap kos produknya
JAWABAN KASUS GRAHAM Inc
1.
|
Pada bulan Agustus, kegiatan pabrik tidak sesibuk pada bulan-bulan sebelumnya.
| |||||||||||||||||||||||||||||
Hal ini dikarenakan oleh pengurangan level produksi dari level produksi normalnya.
| ||||||||||||||||||||||||||||||
2.
|
Menyusun konsep laporan laba rugi untuk bulan normal.
| |||||||||||||||||||||||||||||
Bulan normal yang digunakan dalam perbandingan ini yakni laporan laba rugi bulan Juli.
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Asumsi penggunaan laporan laba rugi bulan Juli sebagai bulan normal yakni dengan alasan :
| ||||||||||||||||||||||||||||||
a. Tingkat produksi bulan Juli adalah pada tingkatan normal
| ||||||||||||||||||||||||||||||
b. Walaupun diketahui bahwa barang yang diproduksi bulan Juli tidak habis semua terjual,
| ||||||||||||||||||||||||||||||
namun tidak diketahui data tentang persediaan awal bulan Juli yang diproduksi pada periode
| ||||||||||||||||||||||||||||||
sebelumnya, sehingga asumsinya bulan Juli dianggap sebagia bulan normal.
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Graham, Inc.
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Laporan Laba Rugi
| ||||||||||||||||||||||||||||||
(Bulan Normal)
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Absorption Costing
|
Direct Costing
| |||||||||||||||||||||||||||||
Penjualan
|
1,132,112
|
1,132,112
| ||||||||||||||||||||||||||||
Harga pokok penjualan
|
(610,416)
|
(418,648)
| ||||||||||||||||||||||||||||
Laba Kotor/Margin Kontribusi
|
521,696
|
713,464
| ||||||||||||||||||||||||||||
Selisih pabrik:
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Tenaga Kerja
|
(21,704)
|
(21,704)
| ||||||||||||||||||||||||||||
Bahan
|
20,324
|
20,324
| ||||||||||||||||||||||||||||
Overhead
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Volume
|
(1,788)
| |||||||||||||||||||||||||||||
Spending
|
8,692
|
8,692
| ||||||||||||||||||||||||||||
Total selisih
|
(5,524)
|
(7,312)
| ||||||||||||||||||||||||||||
Biaya overhead pabrik tetap
|
(263,448)
| |||||||||||||||||||||||||||||
Laba sebelum biaya administrasi
| ||||||||||||||||||||||||||||||
dan penjualan
|
516,172
|
442,704
| ||||||||||||||||||||||||||||
Total biaya penjualan
|
(341,928)
|
(341,928)
| ||||||||||||||||||||||||||||
Total biaya administrasi
|
(160,208)
|
(160,208)
| ||||||||||||||||||||||||||||
Laba/Rugi sebelum pajak
|
14,036
|
(59,432)
| ||||||||||||||||||||||||||||
Membandingkan konsep laporan laba rugi pada bulan normal dengan laporan laba rugi bulan
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Agustus dengan menggunakan metode absorption costing dan direct costing:
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Graham, Inc.
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Laporan Laba Rugi
| ||||||||||||||||||||||||||||||
untuk bulan Agustus 1993
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Absorption Costing
|
Direct Costing
| |||||||||||||||||||||||||||||
Penjualan
|
1,347,000
|
1,347,000
| ||||||||||||||||||||||||||||
Harga pokok penjualan
|
(712,000)
|
(492,000)
| ||||||||||||||||||||||||||||
Laba Kotor/Margin Kontribusi
|
635,000
|
855,000
| ||||||||||||||||||||||||||||
Selisih pabrik:
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Tenaga Kerja
|
(17,200)
|
(17,200)
| ||||||||||||||||||||||||||||
Bahan
|
15,800
|
15,800
| ||||||||||||||||||||||||||||
Overhead
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Volume
|
107,480
| |||||||||||||||||||||||||||||
Spending
|
5,380
|
5,380
| ||||||||||||||||||||||||||||
Total selisih
|
(111,460)
|
(3,980)
| ||||||||||||||||||||||||||||
Biaya overhead pabrik tetap
|
(270,280)
| |||||||||||||||||||||||||||||
Laba sebelum biaya administrasi
| ||||||||||||||||||||||||||||||
dan penjualan
|
523,540
|
580,740
| ||||||||||||||||||||||||||||
Total biaya penjualan
|
(380,736)
|
(380,736)
| ||||||||||||||||||||||||||||
Total biaya administrasi
|
(165,732)
|
(165,732)
| ||||||||||||||||||||||||||||
Laba/Rugi sebelum pajak
|
(22,928)
|
34,272
| ||||||||||||||||||||||||||||
Beberapa hal terkait dengan peristiwa bulan Agustus :
| ||||||||||||||||||||||||||||||
a.
|
Nilai penjualan bulan Agustus lebih besar dibandingkan dengan nilai penjualan bulan Juli.
| |||||||||||||||||||||||||||||
b.
|
Tingkat produksi bulan Agustus lebih rendah dibandingkan dengan tingkat produksi normal.
| |||||||||||||||||||||||||||||
Analisis selisih laba :
| ||||||||||||||||||||||||||||||
a.
|
Metode absorption costing
| |||||||||||||||||||||||||||||
Laba pada bulan normal (bulan Juli) memiliki nilai nominal yang lebih besar dibandingkan
| ||||||||||||||||||||||||||||||
dengan laba pada bulan Agustus. Hal tersebut terjadi karena :
| ||||||||||||||||||||||||||||||
1).
|
HPP yang muncul pada bulan Agustus terdapat unsur biaya overhead tetap yang
| |||||||||||||||||||||||||||||
berasal dari bulan Juli. Hal tersebut terjadi karena dari nilai penjualan bulan Agustus
| ||||||||||||||||||||||||||||||
terdapat persediaan awal yang berasal dari bulan Juli.
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Pada metode absorption costing, biaya overhead tetap masuk di dalam perhitungan
| ||||||||||||||||||||||||||||||
kos produk.
| ||||||||||||||||||||||||||||||
2).
|
Untuk metode absorption costing, biaya overhead ditentukan sesuai tarif dimuka dalam
| |||||||||||||||||||||||||||||
perhitungan kos produk. Penetapan tersebut didasarkan pada pembebanan BOP dan
| ||||||||||||||||||||||||||||||
kemudian diakhir periode akan dilakukan penghitungan BOP sesungguhnya untuk
| ||||||||||||||||||||||||||||||
menghitung selisih BOP.
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat digunakan untuk menjelaskan selisih negatif volume
| ||||||||||||||||||||||||||||||
overhead yang terjadi di bulan Juli. Selisih negatif tersebut dikarenakan BOP yang
| ||||||||||||||||||||||||||||||
sesungguhnya terjadi memiliki nilai yang lebih besar dibandingan dengan BOP yang
| ||||||||||||||||||||||||||||||
dibebankan pada produk terjual. Hal tersebut dikarenakan oleh tidak semua produk yang
| ||||||||||||||||||||||||||||||
diproduksi bulan Juli juga terjual dibulan tersebut. Selisih negatif tersebut digunakan
| ||||||||||||||||||||||||||||||
sebagai pengurang nilai kos produk, hal ini akan menambah nilai laba.
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Sedangkan pada bulan Agustus, selisih volume overhead bernilai positif. Adanya persediaan
| ||||||||||||||||||||||||||||||
awal yang berasal dari produksi bulan Juli mengakibatkan pembebanan overhead yang
| ||||||||||||||||||||||||||||||
lebih besar dibandingkan dengan yang sesungguhnya terjadi. Selisih positif ini akan
| ||||||||||||||||||||||||||||||
menambah kos produk terjual dan kemudian akan mengurangi nilai laba.
| ||||||||||||||||||||||||||||||
b.
|
Metode direct costing
| |||||||||||||||||||||||||||||
Munculnya nilai rugi pada bulan Juli dan laba pada bulan Agustus dengan metode ini bisa
| ||||||||||||||||||||||||||||||
bisa dijelaskan sebagai berikut :
| ||||||||||||||||||||||||||||||
1).
|
Tidak semua produk yang diproduksi pada bulan Juli habis terjual pada bulan tersebut.
| |||||||||||||||||||||||||||||
Sesuai dengan prinsip direct costing, maka hanya kos variabel saja yang diperhitungkan
| ||||||||||||||||||||||||||||||
dalam penghitungan kos produk hingga memunculkan suatu nilai margin kontribusi
| ||||||||||||||||||||||||||||||
tertentu. BOP tetap diperlakukan sebagai biaya periodik sehingga memunculkan
| ||||||||||||||||||||||||||||||
nilai biaya yang besar bila dibandingkan dengan nilai penjualan. Hal ini yang menyebabkan
| ||||||||||||||||||||||||||||||
munculnya nilai rugi pada bulan Juli.
| ||||||||||||||||||||||||||||||
2).
|
Walaupun tingkat produksi bulan Agustus lebih rendah bila dibandingkan dengan tingkat
| |||||||||||||||||||||||||||||
produksi normal, namun nilai penjualan justru lebih besar bila dibandingkan dengan
| ||||||||||||||||||||||||||||||
nilai penjualan bulan Juli karena terdapat nilai persediaan awal dari bulan Juli.
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Nilai penjualan bulan Agustus yang lebih besar tersebut akan memunculkan nilai margin
| ||||||||||||||||||||||||||||||
kontribusi yang lebih besar juga. Nilai laba selanjutnya akan diperoleh karena dengan nilai
| ||||||||||||||||||||||||||||||
margin kontribusi yang lebih besar tersebut dikurangi dengan biaya tetap yang nilainya
| ||||||||||||||||||||||||||||||
akan cenderung tetap pada tiap-tiap periodenya.
| ||||||||||||||||||||||||||||||
3.
|
a.
|
Perbedaan figur laba/rugi pada bulan Agustus dengan menggunakan dua metode :
| ||||||||||||||||||||||||||||
Graham, Inc.
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Laporan Laba Rugi
| ||||||||||||||||||||||||||||||
untuk bulan Agustus 1993
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Absorption Costing
|
Direct Costing
| |||||||||||||||||||||||||||||
Penjualan
|
1,347,000
|
1,347,000
| ||||||||||||||||||||||||||||
Harga pokok penjualan
|
(712,000)
|
(492,000)
| ||||||||||||||||||||||||||||
Laba Kotor/Margin Kontribusi
|
635,000
|
855,000
| ||||||||||||||||||||||||||||
Selisih pabrik:
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Tenaga Kerja
|
(17,200)
|
(17,200)
| ||||||||||||||||||||||||||||
Bahan
|
15,800
|
15,800
| ||||||||||||||||||||||||||||
Overhead
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Volume
|
107,480
| |||||||||||||||||||||||||||||
Spending
|
5,380
|
5,380
| ||||||||||||||||||||||||||||
Total selisih
|
(111,460)
|
(3,980)
| ||||||||||||||||||||||||||||
Biaya overhead pabrik tetap
|
(270,280)
| |||||||||||||||||||||||||||||
Laba sebelum biaya administrasi
| ||||||||||||||||||||||||||||||
dan penjualan
|
523,540
|
580,740
| ||||||||||||||||||||||||||||
Total biaya penjualan
|
(380,736)
|
(380,736)
| ||||||||||||||||||||||||||||
Total biaya administrasi
|
(165,732)
|
(165,732)
| ||||||||||||||||||||||||||||
Laba/Rugi sebelum pajak
|
(22,928)
|
34,272
| ||||||||||||||||||||||||||||
1).
|
Dalam penjualan bulan Agustus, terdapat nilai persediaan awal yang berasal dari produksi
| |||||||||||||||||||||||||||||
bulan sebelumnya. Untuk metode absorption costing, nilai persediaan awal tersebut
| ||||||||||||||||||||||||||||||
membawa nilai BOP tetap bulan sebelumnya sehingga kos produk bulan Agustus menjadi
| ||||||||||||||||||||||||||||||
lebih tinggi bila dibandingkan dengan metode direct costing yang terlihat lebih rendah
| ||||||||||||||||||||||||||||||
nilainya karena hanya mengandung unsur variabelnya saja.
| ||||||||||||||||||||||||||||||
2).
|
Perbedaan nilai HPP akan membawa pengaruh juga pada perbedaan nilai laba kotor atau
| |||||||||||||||||||||||||||||
pada nilai margin kontribusinya.
| ||||||||||||||||||||||||||||||
3).
|
Selisih volume overhead muncul pada metode absorption costing, penyebab terjadinya
| |||||||||||||||||||||||||||||
hal tersebut karena adanya perbedaan BOP tetap yang dibebankan dengan BOP tetap yang
| ||||||||||||||||||||||||||||||
sesungguhnya terjadi. BOP tetap dibebankan terlalu rendah bila dibandingkan dengan
| ||||||||||||||||||||||||||||||
BOP tetap yang sesungguhnya terjadi. Kejadian tersebut bisa terjadi karena
| ||||||||||||||||||||||||||||||
perusahaan beroperasi dibawah kapasitas normalnya. Selisih yang muncul akan menambah
| ||||||||||||||||||||||||||||||
nilai kos produk dan kemudian akan mengurangi nilai laba kotor.
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Sedangkan pada metode direct cost, tidak terdapat selisih volume overhead dikarenakan
| ||||||||||||||||||||||||||||||
BOP tidak dibebankan pada kos produk namun langsung dibebankan sebagai kos periodik
| ||||||||||||||||||||||||||||||
sehingga tidak muncul sebagai selisih.
| ||||||||||||||||||||||||||||||
4).
|
BOP tetap yang diperhitungkan pada metode direct costing bersumber dari aktivitas
| |||||||||||||||||||||||||||||
periode berjalan, sedangkan pada absorption costing perhitungan BOP tetap mencakup juga
| ||||||||||||||||||||||||||||||
nilai BOP tetap yang berasal dari persediaan awal yang berasal dari peiode sebelumnya.
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Hal-hal tersebut membuat terjadinya perbedaan nilai laba yang terjadi dalam periode bulan
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Agustus karena menggukan pendekatan metode yang berbeda dalam menghitung labanya.
| ||||||||||||||||||||||||||||||
b.
|
Perbedaan figur laba/rugi pada bulan Juli dengan menggunakan dua metode :
| |||||||||||||||||||||||||||||
Graham, Inc.
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Laporan Laba Rugi
| ||||||||||||||||||||||||||||||
untuk bulan Juli 1993
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Absorption Costing
|
Direct Costing
| |||||||||||||||||||||||||||||
Penjualan
|
1,132,112
|
1,132,112
| ||||||||||||||||||||||||||||
Harga pokok penjualan
|
(610,416)
|
(418,648)
| ||||||||||||||||||||||||||||
Laba Kotor/Margin Kontribusi
|
521,696
|
713,464
| ||||||||||||||||||||||||||||
Selisih pabrik:
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Tenaga Kerja
|
(21,704)
|
(21,704)
| ||||||||||||||||||||||||||||
Bahan
|
20,324
|
20,324
| ||||||||||||||||||||||||||||
Overhead
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Volume
|
(1,788)
| |||||||||||||||||||||||||||||
Spending
|
8,692
|
8,692
| ||||||||||||||||||||||||||||
Total selisih
|
(5,524)
|
(7,312)
| ||||||||||||||||||||||||||||
Biaya overhead pabrik tetap
|
(263,448)
| |||||||||||||||||||||||||||||
Laba sebelum biaya administrasi
| ||||||||||||||||||||||||||||||
dan penjualan
|
516,172
|
442,704
| ||||||||||||||||||||||||||||
Total biaya penjualan
|
(341,928)
|
(341,928)
| ||||||||||||||||||||||||||||
Total biaya administrasi
|
(160,208)
|
(160,208)
| ||||||||||||||||||||||||||||
Laba/Rugi sebelum pajak
|
14,036
|
(59,432)
| ||||||||||||||||||||||||||||
1).
|
Selisih volume overhead yang terjadi bulan Juli untuk metode absorption costing tidak
| |||||||||||||||||||||||||||||
significan karena perusahaan berproduksi pada kapasitas normalnya. Untuk metode
| ||||||||||||||||||||||||||||||
direct costing, selisih ini tidak muncul karena tidak terjadi pembebanan BOP tetap pada
| ||||||||||||||||||||||||||||||
kos produk, namun langsung diakui sebagai biaya periodik pada periode yang bersangkutan
| ||||||||||||||||||||||||||||||
2).
|
Produk yang diproduksi pada bulan Juli tidak seluruhnya terjual, sehingga untuk metode
| |||||||||||||||||||||||||||||
absorption costing nilai HPP tidak mengandung secara keseluruhan BOP tetap bulan
| ||||||||||||||||||||||||||||||
tersebut. Sedangkan pada direct costing, BOP tetap dibebankan seluruhnya. Hal ini
| ||||||||||||||||||||||||||||||
menyebabkan biaya tetap pada metode direct costing menjadi lebih besar dibandingkan
| ||||||||||||||||||||||||||||||
dengan biaya tetap yang dicantumkan pada metode absorption costing.
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Biaya yang tinggi pada metode direct costing akan mengurangi lebih banyak nilai laba.
|
4. Menurut kami dalam laporan keuangan tahunan tidak akan muncul perbedaan significant (immaterial) seperti dalam kasus ini dengan catatan jumlah produksi bulanannya konstan dan kegiatan produksi pada tiap bulan berikutnya sesuai dengan kapasitas normalnya (untuk menghindari selisih volume yang berlebih). jika BOP yang dibebankan lebih kecil daripada BOP sesungguhnya maka variance volume itu akan menaikkan gross margin,demikian juga sebaliknya. sedangkan jika produksi tiap bulannya tidak konstan dan jauh berbeda dari kapasitas normal dapat terjadi perbedaan selisih laporan keuangan tahunan dengan dua metode costing tersebut (variabel dan absorption costing). jadi dalam laporan keuangan tahunan bisa saja muncul masalah seperti dalam ilustrasi di atas.
5. dari sisi manajerial Graham dapat menggunakan metode Direct Costing karena :
· Membantu manajemen untuk mengetahui batas kontribusi (contribution margin) yang sangat berguna untuk perencanaan laba melalui analisa hubungan biaya-volume-laba (cost-profit-volume) dan untuk pengambilan keputusan (decision making) yang berhubungan dengan kebijaksanaan manajemen jangka pendek.
· Memudahkan manajemen dalam mengendalikan kondisi-kondisi operasional yang sedang berjalan serta menetapkan penilaian dan pertanggungjawaban kepada departemen atau divisi tertentu dalam perusahaan.
· biaya produksi per unit bulanann tidak mengandung biaya tetap.hal ini akan menghindarkan manajer dari kesalahan asumsi bahwa biaya produksi per unit merupakan biaya variabel, padahal sebagian diantaraya mengandung biaya tetap
· metode harga pokok penuh tidak mengungkapkan perbaikan kinerja perusahaan, sedangkan direct costing menghasilkan informasi kenaikan laba sehingga dapat mencerminkan kinerja perusahaan.
· pemisahan biaya ke dalam biaya tetap dan variabel dalam direct cost adalah hal yang penting dalam melakukan evaluasi yang akurat dalam pengamblan keputusan manajemen
6. Rekomendasi dari kami :
Dari sisi pelaporan pihak internal adalah direct costing / variable costing karena
· Membantu manajemen untuk mengetahui batas kontribusi (contribution margin) yang sangat berguna untuk perencanaan laba melalui analisa hubungan biaya-volume-laba (cost-profit-volume) dan untuk pengambilan keputusan (decision making) yang berhubungan dengan kebijaksanaan manajemen jangka pendek.
· Memudahkan manajemen dalam mengendalikan kondisi-kondisi operasional yang sedang berjalan serta menetapkan penilaian dan pertanggungjawaban kepada departemen atau divisi tertentu dalam perusahaan.
· biaya produksi per unit bulanann tidak mengandung biaya tetap.hal ini akan menghindarkan manajer dari kesalahan asumsi bahwa biaya produksi per unit merupakan biaya variabel, padahal sebagian diantaraya mengandung biaya tetap
· metode harga pokok penuh tidak mengungkapkan perbaikan kinerja perusahaan, sedangkan direct costing menghasilkan informasi kenaikan laba sehingga dapat mencerminkan kinerja perusahaan.
· pemisahan biaya ke dalam biaya tetap dan variabel dalam direct cost adalah hal yang penting dalam melakukan evaluasi yang akurat dalam pengamblan keputusan manajemen
Namun pada dasarnya bila mengacu pada PSAK, yaitu untuk tujuan pelaporan pada pihak eksternal maka menggunakan metode absorbtion costing.
(Jawaban dari kasus tersebut tidak pasti benar, analisis masing-masing mungkin bisa berbeda)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusthanks for visited :)
Hapus